Jumat, 13 Juni 2025

……..????????


Pukul 21 lewat 17 menit, kulihat radien sibuk bermain sendiri dengan boneka kecil ditangannya, sesekali kulihat bobu seperti merasa terganggu dengan kehadiran radien dari beberapa hari yang lalu, sebenarnya aku juga bingung kenapa tiba-tiba radien datang dan mau menetap cukup lama disini, karena yg paling aku tau radien itu kalaupun datang dia hanya datang sebentar, terus hilang entah kemana

 

akupun sibuk dengan membaca resep masakan terbaru, yang aku beli tadi siang digramedia sehabis pulang kerja, dan urusan masak memasak harus segera aku ambil alih dengan cepat, karena biknah pulang kampung cukup lama, karena disana lagi ada hajatan, pastinya  kehadiran radien cukup membuat suasana tidak terlalu sepi.

kulihat radien bebarapa kalu mengitari bobu sambil berlari lari kecil dan  tertawa , sesekali dia menoleh kearahku, pemandangan yg cukup langkah ucapku dalam hati, karena seingatku radien sosok yg sangat diam dan susah diajak untuk berinteraksi, pasti ada sesuatu yang membuatnya begitu bahagia

tiba tiba radien berjalan menuju jendela, dan akupun segera berhenti membaca, kulihat dia seperti sedang melihat sesuatu, dari balik jendela, kakinya menjijit, (kurasa ini memang kebiasaanya suka mengintip, tapi kenapa bobu ikut ikutan melihat kearah luar, dengan ekor yg dikibaskan berulang dan cukup kuat, dan hal sperti itu akan dilakukan bobu kalau dia merasa terganggu atau marah)

 

dien..ada siapa diluar tanyaku

secepat kilat, radien memberikan kode untukku untuk tidak bersuara

dan aku segera berjalan menuju jendela sebelah kanan, dan mengikuti radien untuk melihat keluar, dan untungnya lampu diruang tamu dari tadi aku matikan, dan aku membaca memnggunakan lampu baca, jadi kalaupun kami melihat keluar otomatis tidak akan terlalu kentara

 

uffhh…siapa itu, ucapku dalam hati, sepertinya perempuan, berpakaian hitam duduk diteras rumah menghadap kedepan, tatapannya kosong, sepeti orang yang sedang kebingungan,

kamu siapa ?

kenapa ada disini ?

aku sama sekali tidak mengenalmu!

pergi ayo segera cepat pergi dari terasku !!! ( sambil aku berteriak dengan kencang)

 

tapi…….

itu semua ucapku yang sama sekali tidak terlepas dari mulutku, :( , semua tercekat dan seperti terhenti, nyatanya aku hanya bisa mematung seribu Bahasa, sama seperti radien

 

tapi kulihat muka radien tidak secemas tadi, begitu jg dengan bobu, ekornya berlahan tidak bergerak seperti tadi

sesekali bobu mengahampiri dan mengenduskan badannya, seolah dia ingin menenangkanku

 

tak lama perempuan itu berdiri, menuju arah pagar tanpa menoleh sedikitpun kebelakang, mukanya samar terlihat dari pantulan kaca mobil, tapi itupun sedikit menunduk,

 

berjalan terus berlahan, sesekali dia menghentiakn langkahnya, seperti enggan untuk melangkah

terus berjalan dan akhirnya hilang ditelan malam

…………………………

aku segera kedapur, untuk mengambil air putih, rasanya seluruh persendianku terasa begitu lemas

siapa dia dien ? tanyaku

saya juga baru melihatnya mbak, tapi sepertinya tujuannya memang bukan kesini, dia seperti ingin kesuatu tempat tapi dia sendiri bingung mau kemana

 

dia masih berdiri didepan dekat pagar, sudahlah mbak nong istirahat saja, saya juga masih disini untuk beberapa hari, sekalian mbak nong ajak si bobu keatas, dia juga perlu istirahat karena sudah cukup berfikir keras untuk tahu siapa perempuan itu, ucap radien sambil berlalu dan mengelus kepala bobu

………………………………….

pukul 01.42 wib. malam ini kulalui tanpa bisa tidur dengan lelap 

Kamis, 12 Juni 2025

 

Dear Zaenab

J 

Selamat melanjutkan Perjalanan …

Terima kasih telah mengijinkan namamu untuk kutulis di beberapa lembar catatan perjalanan hidupku

Terima Kasih slalu berjalan bersamaku melewati masa- masa sulit

Tetapi Takdir menutup Waktu…

Terima Kasih menjadi seseorang yang sangat menyenangkan, slalu meluangkan waktu dan menerimaku dengan segala keruwetanku

Terima kasih sudah menjadi tempat untuk pulang bagi anak perempuan yang sangat rapuh

Terima kasih Zaenab

 

 

 

Januari …….

 

Enong Larasati

 

 

Maaf

 

Maaf

Kamis 08 Agustus Pukul 10.00 WIB

seperti biasa rutinitas pagi dikantor baru dimulai

percakapan kecil antara aku dan tim, baru dibuka dengan seabrek rencana yang harus segera direalisasikan, karna memang tuntutan waktu yang tinggal menghitung hari menuju event besar dikantorku

 

Menyemangati diri adalah hal utama yang aku lakoni setiap hari, apalagi kalau kuingat peritiwa-peristiwa itu, benar benar harus berjuang untuk mempertahankan nafas, kalau bukan karena doa ibuku mungkin seluruh semangatku sudah ambruk dengan mental yang sedemikian hancur ( ahh sudahlah kurasa aku berlebihan menterjemahkan perasaan ku yang mulai lelah saat itu)

 

suara HP berbunyi kesekian kali dan sama sekali tidak membuatku untuk menekan tombol hijau

kulanjutkan memulai mengikuti rapat

dan kembali hpku berbunyi, dan kali ini adik ketigaku menelpon, baiklah ini pengecualian kuangkat telpnya, dannnnnn…….

 

mbak nong…ibu kecelakaan ucap adiku terbata-bata sambil menjelaskan kronologis kejadian

 

ok aku kesana sekarang, ucapku

 

seluruh persendianku seperti lepas, dan seperti biasa aku berusaha tenang,

semua memandangku dengan cemas, semua diam,

Aku izin pulang, tolong untuk keberangkatanku siang ini digantikan

bergegas aku menuju parkiran, sambil menenangkan diriku sendiri, ok nong tenang ibu ga kenapa napa, hanya kecelakaan kecil, bukan kali ini ibu sakit, semua akan baik baik saja nong,

 

nong, nong tunggu…..!!!

boleh aku ikut ke rumah sakit,panggil rahayu dengan cemas, sepertinya rahayu menangkap kegundahan yang sebenarnya, dan sepertinya aku tidak berhasil berpura pura kuat dihadapan rahayu, ya rahayu adalah salah satu timku yang sangat sabar dan pendiam

 

pukul 10.00 Wib, kami sampai dirumah sakit, kulihat Bapak, Randra dan adikku sudah ada disana,

kulihat ibuku terbaring lemas diruang UGD

 

Bu, aku datang ucapku, ibu kenapa, sambil kupegang tangannya, ibu tenang ya, aku sudah disini, ibuku mengangguk pelan, tapi matanya tertutup

 

mbak tolong ibunya jangan diajak ngobrol dulu ya, karena kondisi ibu masih belum stabil dan mengalami trauma pasca kecelakaan, sebentar lagi kalau kondisi ibu kembali normal ibu bisa dibawah pulang untuk rawat jalan, ujar dokter jaga yang sedang memberikan informasi kepadaku

alhamdulilah ucapku, berarti semua akan baik – baik saja, gumamku, dan ucapan dokter juga bisa aku terima karena tidak ada luka sama sekali ditubuh ibuku, hanya sedikit lebam dipergelangan tangan

 

Nong, aku ajak Bapak sarapan kekantin dulu ya kata randra

ok aku urus dulu adminitrasi ibu karna banyak berkas yang harus segera diselesaikan ucapku

yu.. tolong titip Ibu sebentar ya ucapku ke rahayu, aku mau ke recepsionist

bu aku ke depan dulu ya, sebentar lagi kita pulang kerumah pamitku ke Ibu, tapi Ibu memberi respon seperti kesakitan, perasaan tenangku mulai berangsur angsur menjadi cemas, sepertinya Ibu ingin muntah, ( ya Allah kalu Ibu muntah berarti Ibu bisa jadi gegar otak gumamku panik, Ya Allah Ibu jangan muntah, ibu jangan muntah pintaku)

kulihat muka rahayu juga berubah cemas, sambal mencari kantong untuk ibu

kaki dan tangan ibu bergerak seperti memberi isyarat kepadaku

ibu tenang ya bu, aku disini bu sambil ku pegang tangan ibu

 

semua terjadi begitu cepat, sangat cepat tiba tiba kondisi Ibuku menurun, Kupanggil dokter dan perawat, kenapa ini, kenapa ya Allah

angka di monitor Mesin disamping Ibuku turun terus dengan diiringi suara mesin yang membuatku nafasku tercekat

 

Rendra ajak Bapak kesini panggilku melalui telpon, cepat kesini

kulihat muka adikku dan rahayu tidak kalah panik

 

Dokter dan perawat mengelilingi ibuku, alat-alat itu dipasangkan di muka ibuku

aku hanya bisa bezikir, Ibu harus kuat ucapku, aku disini bu, aku disini

 

rendra dan Bapakku datang

kulihat muka Bapak begitu tegang, langkahnya gontai

 

dengan sigap Bapak membimbing Ibu untuk berzikir, tangan Ibu dipegang Bapak, alunan doa dilantunkan Bapak terus menerus, kulihat Bapak berusaha tegar, sama sperti aku yg juga berusaha tegar, karena aku harus meyakinkan diriku untuk tetap kuat “ Ibu pasti sembuh “

 

mbak, Ibu koma kata dokter, apa keluarga bersedia ibu dipasang alat untuk dimasukan ke ruang ICU, dan keputusan ini harus cepat tambahnya, kami tidak bisa menunggu terlalu lama

 

Tanpa menoleh Bapak bilang ke aku “ Nong semua keputusan Bapak serahin ke kamu, Bapak nurut” ( suara bapak sangat lirih dan pelan)

dan kulihat Randra mengangguk ke arahku

 

Ya Allah.. ini keputusan terbesar yang harus aku ambil

 

baik dok tlg berikan perawatan terbaik untuk ibu, apapun itu , asal ibu bisa sembuh ucapku

dengan sigap dokter dan perawat menyiapkan semua peralatan untuk ibu

hanya aku yg diperbolehkan masuk dan melihat alat2 itu dipasangkan ke ibu

ya Allah kenapa jadi seperti ini kenapa

ibu bangun bu, bangun bu, ibu harus kuat, lihat bapak bu…

……

pukul 15.30 Ibu diantarkan menuju ruang ICU,

satu persatu keluarga dan teman berdatangan, kulihat kesedihan diraut muka mereka

mbak, nganternya hanya sampe disini saja ya ujar perawat yang mengingatkanku untuk melepaskan peganganku diranjang ibu

 

bu aku ga kemana mana, aku disini ya nemenin Ibu, aku janji kalok Ibu sembuh aku gpp berenti kerja, aku mau urus ibu saja bisikku, lagian aku capek, kayaknya aku sudah ga bisa bertahan dengan kondisi kantor bu, aku ga akan pulang bu, aku janji nungguin ibu disini sampe ibu sembuh, aku minta maaf ya bu, aku banyak salah, banyak waktuku habis dipekerjaanku, banyak waktu yang tertunda untuk ibu, maaf ibu aku selalu membuat ibu menunggu

terimakasih ya bu sudah mengantarkanku dan adik- adik sampai dititik ini, aku sangat ridho memiliki ibu seperti ibu, ibu jangan pergi dulu ya, kami masih butuh ibu, ibu sembuh ya

ibu aku disini nanti, aku gak kemana mana, nanti kita pulang sama sama, janji ya bu

 

malam hari pertama aku menunggu diluar ruang ICU, tentu saja sangat tidak mudah untuk bisa masuk kesana, aku dan adikku hanya bisa menunggu dikoridor 

benar benar mataku tidak bisa terpejam sama sekali, sudara2 dan teman teman berdatangan dan memberi support kepada kami, tak henti hentinya semua berdoa untuk kesembuhan ibu

…………

Jum’at 09 Agustus

stelah sholat subuh, tiba tiba dadaku begitu sesak, airmata yg kutahan tiba2 jatuh, rinduuuuuuu yang sangat tidak bisa kuliskan dengan kata kata

ku ketuk pintu ruang icu, tak lama perawat membuka pintu

mbak ini masih subuh, kami belum bisa mengizinkan mbak masuk

tolong sust saya rindu ibu saya, tolong sust sebentar saja hanya sebentar pintaku, saya janji. ibahku

mungkin karena kasian atau karena tidak tahan mendegar rengekanku yang berulang, akhirnya perawat itu mengizinkanku

ok hanya sebentar ya mbak

ok jawab dengan cepat

 

bu, aku rindu ucapku, kucium kening ibu berkali kali, kucium tagannya, kucium telapak kakinya, ibu cepet bangun ya, aku rinduu, aku tetep disini deket ibu, kupegang tangan ibu, berharap tangan itu akan bergerak, seperti yg pernah kulihat di film film itu

 

bu, aku keluar dulu nanti aku diusir perawat, aku ga kemana mana, aku tetap disini, jangan lupa ibu cepet bangun ya ( kaki Ibu mulai dingin,,, tapi aku tetap optimis ibu bangun)

………………………………

 

rahmawati…..keluarga rahmawati……..!!!!

 

tersentak aku terbangun, mendengar nama ibuku dipanggil, sontak aku langsung berlari, seingatku belum sampai 15 menit aku tertidur, pastinya seperti mendengar peluit Panjang yang sangat menyakitkan ketika nama itu disebut

ya Dok jawabku gugup

mbak…ibu keadaannya sudah semakin melemah

kulihat grafik dilayar samping tempat tidur ibuku semakin menurun

iya Dok, jawabku pelan, kupegangg kening ibuku, alunan bacaan ayat-ayat dari digital alquran masih teputar dengan lembut didekat ibu

bu, gpp kalok ibu sudah ga kuat, aku mewakili keluarga ikhlas ya bu, kalok ibu mau pergi, aku minta maaf bu, sekali lagi minta maaf, terima kasih bu sudah jadi ibu kami,

ibu aku minta maaf

minta maaf ya bu

ku bimbing ibu dengan, dengan dada yang sangat sesak, menahan semua airmata untuk tidak tumpah, berdiri sendiri mengantar Ibu pergi, berdiri dengan gemetar untuk bisa menjadi anak yang kuat, menajdi kakak yang kuat, memastikan ibu pergi dengan tenang

sungguh posisi yang sangat sulit, semua perasaaan bercampur jadi satu, benar benar terasa sesak , nafas dan jantungku seakan tersekat, aku sama sekali tidak berteriak, aku menenangkan diri,

Nong, kuat harus kuat

kucium kening, tangan dan telapak kaki ibu berkali kali, tak henti henti aku meminta maaf 

banyak hal yang ingin kuubah, tapi semua terlambat

banyak kisah yang terlewatkan, banyak waktu yang terbuang hanya karena pekerjaanku, hari ini aku kembali kehilangan perisai terkuat dalam kehidupanku

 

 

-------------------------------------

Minggu, 08 Juni 2025

TANDA

 
seperti biasa waktu pagiku sebelum memulai aktifitas, aku habiskan diteras samping sambil sarapan, dan bermain dan ngobrol dengan kucingku si bolu abu alias bobu alias bocah bule punyanya ibu , hehehe panjangkan namanya
 
pastinya percakapanku dengan bolu abu itu sudah dianggap biasa oleh  bik’nah , dan bik’nah juga sering melihatku bisa sebegitu antusiasnya bercerita tentang semua kejadian dikantor dengan bobu, dan uniknya lagi bobu dengan seksama pasti mendengarkanku, untuk orang yg tidak mengenalku pasti mereka sudah memberiku label agak lain hehehe
 
biknah… bik
iya neng
bik, hampir satu bulan ini sering terdengar suara gitar diseberang jalan, siapa bik yang sempet sempetnya mainin gitar tiap sore itu, tanyaku
oo iya , itu ada ada nak laki laki sering nongkrong dibawah pohon, sambil bergitar, suaranya bagus kata bik’nah sambil sibuk membereskan rumah
 
minggu pagi ketika cuti tiga hari kuambil dengan alasan untuk peregangan otak yang sudah hampir keram, dan juga persiapan utk merelaksisasi fikiran untuk menyambut pekerjaan sekanjutnya ( wihhh Bahasa yang aku gunakan kali ini luar biasa kan)
 
teriakan bik’nah mengejutkanku, dan pastinya aku langsung kelantai 2 memastikan apa yang terjadi disana,
dan jelas terpampang nyata ternyata bik’nah lagi ngomelin bobu karena bobu, mecahin gelas, terlihat mata bobu yang ketakutan melihat kearahku
 
ini loh neng si bobu, ini kali kedua dia mecahin barang disini, terus kemarin bobu juga naek2 ke gorden diruang tamu, adu biknah dengan rasa kesal
 
ya udahlah bik, kalok sekali lagi bobu nakal kita kasih ke orang aja, jawabku asal
 
apa neng, kok dikasih ke orang, tanya biknah terkejut
 
ya gimana dari pada gelas kita habis, apa kita minum harus pake daun jawabku senyum2
 
owalaah jangan neng, ntar biknah gak ada temen lagi, kata  biknah memelas
 
yok bobu kita kebawah aja , ajak biknah sambil gendong bobu dengan rasa bersalah
kulihat senyum bobu penuh kemenangam seperti senyum salah satu orang dikantor ketika melihatku kena damprat pimpinan beberapa bulan yg lalu
 
aku pergi kebalkon, terdengar sayup2 suara gitar ,
kulihat diseberang jalan anak laki-laki sepertinya berusia 15 thn tahun sedang memetik gitar, taklama dia menoleh kearah ku, tanpa sadar kuayunkan tanganku melambai, dan disambut senyum kecilnya,
 
dengan rasa penasaran aku turun untuk menemuinya
 
haiii… suara gitar kamu kedengaran tiap sore, suaranya bagus loh, kalimat pertama yang kulempar kepadanya untuk memulai perkenalan
makasih kak, ini juga masih belajar katanya sedikit grogi
kenalin aku enong larasati, pastikan kamu memanggilku dengan sapaan kakak ya bukan tante , ucapke usil
iya kak, aku dava
 
bolehkan kan aku disini, tanyaku sambil mengambil posisi duduk didekat dava
gpp kak, malahan saya yg takut ngeganggu krna selalu duduk disini
 
santai , gpp kok , aku juga suka, jadi suasana sore gak begitu hening, jawabku dengan cepat
 
kamu gak sekolah ya
kan sekarang lagi libur kak
oh iya ya , aku tersenyum sedikit malu, sambil membuang mukaku melihat anak anak lainnya yg sedang bermain diujung jalan ( rumahku terletak dipaling kanan ujung, tanpa tetangga, karena memang rumah ini dibangun ditanah yg diberikan ibu dulu, suasana asri dan sedikit sunyi, membuatku sangat nyaman, dan jauh dari keramaian, (so jelaskan kenapa aku lebih senang dengan kesunyian, walaupun didepan orang aku seolah olah orang yg rame), ibu mengirimkan biknah untuk menemaniku tinggal disini, kebetulan biknah sekarang sudah sendiri dan menjadi member patah hati akut karena ditinggal nikah lagi oleh suaminya yang doyan KDRT, kebayangkan betapa cocoknya kami menjadi wanita mandiri di abad ini hahahaha
 
dan akhirnya setiap sore kuhabiskan waktuku untuk ngobrol dan membahas tentang berbagai macam cerita perjalanan hidup, tentang lagu dan segala macem yang berhubungan dengan seni, terkadang biknah dan bobupun ikut ikutan nimbrung, kehadiran dava cukup memberi warna tersendiri, apalagi selama ini rute hidupku hanya kuhabiskan dengan agenda kantor rumah, rumah dan kantor aku hanya berkutat dengan laporan laporan serta drama drama kecil yang ada dikantor, setidaknya topengku bisa terlepas ketika ngobrol bareng dava, dan dengan umur yang terpaut jauh justru menjadikan obrolan semakin seru, pastinya dava bisa menjadi teman ketika aku benar benar kehilangan semangat kerjaku
 
………….
biknah… tolong siapin beberapa perlengkapan untuk dibawa besok pagi ya
loh mau kemana neng
iya nih bik, ada urusan menjadi narsum di beberapa daerah, terus nginep satu hari  ke tempat zaenab, trus nanti pulangnya saya mampir ke tempat ibu dulu ya,
 
lama banget neng, trus biknah dengan siapa, kata biknah tanpa semangat  
 
ya biknah, perasaan ini sudah kesekian kalinya saya pergi seperti ini, lagian kan ada bobu, nanti aku minta solihin sama eca nemenin biknah disini , jawabku
oh iya , tolong sampein salam saya ke dava ya bik, gpp pager dibuka aja jgn dikunci, biar dava tetep bisa main gitar di teras kataku
 
……….
kamis pagi, hampir dua minggu berselang, aku pulang, pastinya rasa yang bercampur aduk dikepalaku, kesehatan zaenap menjadi fikiran utamaku, terbayang ketika aku harus mengucap pamit padamu nab
 
nab maaf aku harus pulang, semoga kamu cepat sembuh ya nab, nanti kamu tinggal disini saja, temenin aku menulis lagi seperti dulu, nanti kukenalkan sahabat baruku “Dava”,  
 
 
kulihat bobu menungguku di jendela, ekor panjangnya dikibaskan dengan begitu riang, terbayang betapa suntuknya si bobu harus bertemu dengan solihin yang super duper repot, dan anti dengan namanya kucing
 
hy bobu apa kabar, dan seperti biasa bobu langsung mendarat dipangkuanku
………………
 
Neng, kayanya neng harus pindah ke kamar saja, lebih nyaman kalok neng bisa tidur dikamar, nanti bibik siapin air panas untuk mandi, ujar biknah membangunkanku di ruang tamu
 
setelah mandi sore, aku duduk diteras, rasa rindu dengan alunan gitar dava, menjadi semangatku untuk begegas bangun secepatnya
 
tapi… sdh hampir satu jam aku dan bobu disini, dava belum juga datang
 
biknah…
dava kok ga dateng hari ini, apa dia sakit ?
 
terakhir dava kesini pas neng pergi dua minggu yang lalu, sudah bibik sampein salam ke dava, dan bibik bilang neng pergi agak lama, biknah juga sudah sampein neng pesen den dava gpp kesini setiap hari, pager ga bibik kunci
 
trus ? tanyaku penasaran
 
iya bik makasih, dava sebenter aja mampir hari ini, salam untuk ka enong ya kalok ka enong pulang nanti, jawab dava ke bibik
 
dava gak bilang apa apa lagi bik “ (tanyaku sedikit kecewa)
gak ada neng, biknah fikir besoknya dava bakalan datang tapi tetep aja, dava ga nongol2, untung solihin sama eca datang kesini kalok ngga kebayangkan sepi, tapi terakhir datang den dava agak sedikit pucat, apa den dava sakit ya neng
 
kita tunggu aja bik, siapa tau besok Dava datang,
 
…………
seminggu sudah berlalu, dava bener bener tidak datang
mudah mudahan dava tidak sakit gumamku, dengan khawatir
 
lahh kenapa khawatir, apa sepentimg itu aku harus menunggu kehadiran dava, ahh mungkin aku hanya kehilangan kebiasaan saja bisikku sendiri, berupaya mencari pembenaran ( enong enong slalu aja ada jawaban :) )
 
 
biknah.. aku mau ketempat dava dulu ya,
lah emang neng tau alamatnya dava, wong setahu biknah, eneng ketemu den dava paling pas dia maen gitar disini “ tanya biknah kebingungan
 
sebenernya ga tau sih bik, aku inget Dava pernah cerita dia tinggal di  deket jembatan diujung jalan simpang empat, ituloh jalan menuju pesisir pantai
 
 
 
biknah boleh ikut ya neng sekalian biknah juga mau ketemu den dava
hmm biknah kangen juga ya sama dava, godaku ke biknah
 
bukan gitu sineng kan den dava cukup lama, suka ngobrol sama biknah, setiap sore tanpa absen, sambil nungguin neng pulang
oh ya , emangnya dava suka cerita apa bik,
ya buanyak neng, pastinya dia bilang nyaman maen gitar disini, suasananya ga berisik katanya, lagian si bobu juga mulai akrab loh neng sama den dava
 
oooo jawabku bergumam seakan ga percaya, karena stahuku biknah sangat tidak begitu perduli dengan semua orang, dan dia selalu berulang berpesan untuk aku selalu berhati hati untuk percaya dengan orang lain
 
ya udah yok bik kita kesana, benter aku keluarin motor dulu bik
 
siap neng
…………..
 
 
 
selamat sore, numpang nanya dek, saya lagi nyari temen saya, namanya dava, orang tinggi putih, rambutnya sedikit ikal dan pake kacamata,
 
sore mbak, mbak cari dava ya ? Dava yang suka bawa gitar itu ya?
iya..iya bener, adek tau ya rumahnya
itu yang paling ujung, cat tembok warno hijau muda kak
iya dek makasih ya
ayo biknah kita kesana, ucapku dengan penuh semangat
 
……………
neng kok rumahnya sdh kaya gak keurus ya , apa masih ada orang yang tinggal disini ya neng
iya ya biknah sepi bener
 
tiba tiba kami dikejutkan dengan kedatangan ibu yang lewat
mbak nyari siapa ya
ini bu, saya lagi nyari rumahnya dava, apa ini bener ya bu
iya mbak, tapi Davanya sdh ga tinggal disini, keluarganya sudah pindah keluar kota, sekitar 2 minggu yang lalu karena papanya Dava pindah tugas
mbak kok bisa kenal dava ya,
kan dava jarang keluar rumah, apalagi semenjak dava dan ibunya mengalami kecelakaan trus ibunya meninggal dava berubah jadi anak yang sangat pemurung, dia hanya keluar pas sekolah aja mbak.
 
sontak aku dan biknah terkejut mendengar jawaban si ibu
 
Dava temen adik saya bu, jawabku cepat, sambil memberi isyarat ke biknah untuk tidak bersuara
………………
 
sepanjang jalan aku dan biknah diam seribu bahasa,
secepatnya ku pacu motor untuk segera sampai dirumah secepatnya, semua terasa kosong , kemana harus aku mencari alamat Dava?,  terlintas difikiranku mengapa aku tidak peka dengan kehadiran dava,  mengapa tidak kusempatkan berpamitan ke dava sebelum pergi, mengapa tidak kuberi ruang dava untuk bercerita banyak hal. mengapa dan mengapa semua tanya seakan berlomba menghakimiku :(

 
dan entah kenapa kembali teringat perdebatanku dengan zaenab ketika sore menjelang malam dirumah ibuku dulu, ketika aku marah dengan keadaaan  “ Nong, kenapa kamu begitu keras bukalah sedikit asamu nong, temukan mereka dalam hatimu, “
dan jawabanku selalu sama nab, apa salah ketika aku selalu berusaha mengabaikan rasa, mereka hanya menemukanku karena mereka hanya mencariku dengan tanya, bukan karena sayang,
mereka dengan lantang seolah mengenalku, tapi ternyata tidak!!!
mereka hanya mengenalku melalui cerita dan opini yang mereka buat sendiri nab, bukan dengan hati yang lembut,
dan yang paling aneh mereka selalu merasa dekat denganku, padahal merekalah yang paling jauh, jawabku ketus
 
sampai kapan kamu akan melibatkan orang yg tidak menyakitimu ikut masuk dalam seluruh egomu, sampai kapan nong????? nong carilah TANDA dalam dirimu, temukan dirimu dalam kesendirian dalam sayang dan dalam fikiranmu nong,  aku tidak akan selamanya didekatmu nong, ucap zaenab dengan lembut
 
………………………………..
 
 
 
  (sore itu kupastikan  aku akan kembali bertemu dengan dava “entah kapan”)
#catatan kecil bersama Juni

Jumat, 18 April 2025

LANTAI 24

Lantai 24

 

 

 

 

Kembali lagi ditempat ini lantai 24, tempat yang menurutku sangat nyaman, dipinggir jendela ditemani, segelas capucino, buku catatan kecil yang lembarnya hampir terisi penuh dan bisa dibilang sedikit usang

 

Bahagianya kembali melihat pemandangan diluar sana, lalu lalang kendaraan yang tidak pernah berhenti, pemandangan malam yang berhiaskan lampu lampu jalanan,


 

Dan Saatnya rehat dimulai (Pasti kau kesal melihatku disini nab, yaa kelakuanku masih sama seperti yang dulu, tidak berubah, sisi lain yg tidak akan terlihat oleh siapapun... ya sisi yang sangat berlawanan "i m introvert", sisi yang sebenarnya sendiri, sisi yg terkadang down dengan keadaan, sisi yang selalu merasa tersisih, sisi yang sangat lemah, sisi yang rapuh, dan sisi yang tidak pernah akan terungkap sampai kapanpun

 

 

 

 

Ku ingat kau selalu marah, ketika menemukanku bersembunyi diantara hordeng-hordeng itu, kau yang mengajarkanku melihat keluar jendela, menemaniku dipinggir garang, menulis apa yang aku mau , dan memastikan kalok aku harus berani mengangkat kepala untuk selalu melihat ke depan

 

Nab ... Semua nasihatmu sudah ku lakukan, tapi terkadang rasa itu kembali datang, seolah2 menghepaskanku dengan kuat, Kamu tau disaat semua mata memandang, disitulah kepercayaanku ambruk, tapi aku harus.kuat mengangkat kepalaku, dan menyanggahnya dengan mengingat segala ucapanmu

 

Hari ini tepat ulang tahunku nab, dan aku merayakannya sendirian, dan menyendiri disini Kupejamkan mata sambil kusyukuri kehidupanku , kesehatan dan sagala hal yg kulalui sepanjang tahun ini, yaaaa tahun yang berisi kesibukan yang tiada tara dengan pekerjaan yg hampir seluruhnya kejar tayang ini akhirnya 97% sudah mendekati kata selesai Secangkir capucino dingin menemaniku dipinggir jendela malam ini tepat pukul 00:00 wib

 

Banyak sekali yang ingin kutulis hari ini, tapi lagi lagi lagi2 semuanya gagal kulerai satu persatu Harus dari mana aku memulainya, "bingung tak satupaun kalimat bisa mewakili perasaanku sekarang ini ' Alunan suara musik yg kupilihpun tidak bisa memberikan energi baru buatku Entah.sudah brp kali kuhirup capucino ini, Sudahlah.. rasa manis yang mendekati rasa hambar ini lebih bisa mewakili perasaan yg tidak bisa bisa tertuang, Dan kupastikan hr ini Rindu Ingin kembali ke masa itu semakin kuat, Rindu ketika semua rasa menjadi datar, tanpa efek, tanpa beban dan tanpa arti, yang ada hanya perjalanan yang mengalir seperti air Meskipun dengan riak yang landai tetap akan sampai ketepian, mengikuti alur yang sudah ditetapkan





Secarik Kertas

 



Sore itu sperti biasa kita bercerita …. Kurang lebih 3 tahun kita benar benar tidak ketemu, banyak sekali cerita yang aku sampaikan saat ituu…..

Tapi hari itu aku tidak ingin minum teh, aku membawa minuman favoritku yang baru, yang selalu menemaniku saat bekerja…., terlihat raut kecewa diwajahmu karena biasanya kamu selalu menyajikan minuman yang selalu kau sebut dengan teh luar biasa

 

#Nab coba dehh ini enak lohh, ice capucino, rasanya sihh gak seenak teh buatan kamu, aku ngebawanya hari ini kesini hanya ingin kamu mencicipinya “ kilahku heheheh

 

#Ahh kamu nong, selalu saja ada jawaban , tapi aromanya sihh enak, Cuma masalahnya gak semua lidah orang itu sama nonggggg

 

#Iya iya nab… ( taukan muka memelasku itu hahahaha )

 

Tiba tiba aku melihat seorang anak kecil dibawah pohon sedang memperhatikan kami berdua….tak lama dia mendekat ke arahku, dan memberikan secarik kertas kepadaku ( jujur aku sangat tekejut pada saat itu, karena sebenarnya dari tadi aku selalu melihat ke pohon itu, sama sekali tidak ada siapa-siapa, kok tiba2 ada ya…. Sudahlah mungkin benar kata dokter aku sekarang kurang kosentrasi, lagian kemungkinan minus mataku juga mulai bertambah)

 

KAMU SIAPA ??? apa kamu menguping semua pembicaraan kami ?? ujar zaenab

 

Tidak ada jawaban sedikitpun, dia terus memandangku….

 

AYOO JAWAB !!!! tambah zaenab, (kulihat raut muka zaenab menahan marah)

 

Cepat cepat kubaca apa yang tertulis di kertas yang dia berikan kepada ku

 

Tidak ada tulisan sama sekali, hanya gambar potongan puzzle…

 

Belum sempat pertanyaanku keluar, kulihat dia berlari menjauh, sempat kulihat senyum yang dilemparkannya untukku sambil mengisyaratkan bahwa dia akan menemuiku lagi, dan tanpa sadar akupun memberi anggukan seolah menyetujui tentang pertemuan kami nanti

 

Aku dan zaenab saling melihat satu sama lain…..begitu banyak pertanyaan yang ada di benak kami berdua

 

Gadis Kecil – puzzle – aku

 

Yahhhhh itu yang menjadi tanya besar ???

 

 

 

********************

 

2 minggu setelah hari itu…. Aku sudah kembali ke kotaku , karena catatan cutiku lusa sudah berakhir ( yahh ini kalok urusan cuti mencuti pasti berasa seperti angin, sangat cepat berlau, hiks)…

 

seperti biasa dipinggir jendela aku menyelesaikan tugas kantor yang sudah menumpuk

 

tapi mimpi kemarin malam sangat mengganggu fikiranku,

 

Radien… ya radien , kata kata itu yang keluar dari mulut gadis kecil itu dalam mimpiku, gadis kecil bermata sipit dan berbaju biru

 

Kamu kan yang memberikan gambar puzzle tempo hari ?? tanyaku

 

Iya kak….

Aku berharap potongan puzzle itu bisa membantu kakak memecahkan permainan itu, lihatlah tinggal sedikit lagi, 2 potongan puzzle lagi harus segera ditemukan kak

 

Apa yang kamu bicarakan dien??? Siapa kamu, mengapa kamu tau permainan puzzle ku hampir selesai???

 

Aku selalu melihat kakak menyusun permainan puzzle ini dari jauh, dari awal, terus ketika puzzle ini teleraipun aku tahu, kakak menangis diam2 mengumpulkannya lagi satu persatupun aku tahu, tangan kakak gemetar, sekuat tenaga tetap tersenyum walaupun semua sudah hancur…… kak selesaikannlah,

 

aku menunggu saat itu, saat dimana kakak benar2 tersenyum dengan hati yang benar benar senyum, jangan seperti ini terus….

 

Radien pulang ya kak…..selesaikanlah dengan cepat……

 

dien…radienn….radiennn,,, RADIENNNNNNNNNNN!!!!!!!!!!!!!!

 

 

tersentak aku bangun, karena terdengar ketukan ibu dari luar

Nongggg kenapa, nong , buka pintu !!!!!!!

 

#dien terima kasih telah datang walau sebentar, terima kasih telah menemaniku menangis, terimakasih telah memberiku semangat untuk menyelesaikan semuanya

 

 

 

Pertengahan Juli…….di hari kamis

 

Ditemani lagu lama yang sering aku putar dulu kembali terdengar, dengan sengaja kucari di youtube chanel kuputar dengan suara pull 100%, dengan harapan lagu ini dapat sedikit membuat hatiku terhibur, tapi sayang justru lagu lagu ini membuatku kehilangan semangat untuk menyelesaikan pekerjaanku

 

Sesekali kulihat handphone di sebelahku, ahh….. sama sekali tidak menampakan tanda-tanda untuk berdering…..mengapa kamu benar-benar menghilang nab???kamu dimana???apa kamu baik-baik saja??? Aku menunggumu nab!!!

 

 

 

 

 

DRAMA






Ini sudah kesekian kali aku menghubungi Nab!!! 

berapa kali kutitip pesan untukmu, Kamu dimana Nab ??

dan akhirnya kuputuskan menulis surat ini

 

Nab .. bukannya aku tidak menuruti semua nasehatmu, beri aku waktu sedikit untuk mneyelesaikan permainan kecil ini, mereka yang memulainya Nab,

awalnya tidak ada niat sedikitpun untuk aku masuk dalam permainan ini, Tapi mereka memaksaku Nab

 

Aku janji aku akan mengakhirinya sacepat mungkin, aku harap kamu bisa mengerti posisiku, bukankah menyusun puzzle sesulit apapun kita bisa kan Nab, dan kali ini aku butuh kamu untuk menguatkan kaki dan fikiranku untuk tetap kuat berhadapan dengan mereka

 

                                                                                                      Enong 

 

Pukul 06.30 dari kejauhan terdengar suara motor dengan knalpot yang sangat tidak asing dikupingku

Yappp bettul sekali,  Dodi sepupuku datang kerumah, seperti biasa senyum cengirnya menyapaku

Selamat Pagi Saudariku yang terbaik diseluruh dunia , ucapnya seperti biasa

tumben dateng kesini, biasanya kamu dateng Cuma pas hari lebaran aja, itupun setelah aku telp berkali-kali dod

Enak aja kamu nong, apa gak inget sebulan yang lalu aku dateng kesini mampir, itulah yg waktu hujan2 terus aku pinjem payung kekamu

Bukan mampir, kamu itu Cuma nitip motor trus kabur entah kemana, HAYOO

iya ya nong, biasalah taktik pengalihan issu, biar drama bolos kerjaku bisa berjalan dengan mulus hahahahaha

 

Eh Nong… ni ada titipan surat dari zaenab

 

Lohh kok dititip ke kamu dod, kenapa zaenab tidak mengirimkannya langsung ke alamatku ya

 

Ya mana aku tau nong, tau2 itu surat ada dibawah pintu depan rumahku , tapi tertujunya buat kamu…dan kalok difikir - fikir kok aku yang dibikin repot oleh kalian berdua, tapi ya mau gimana lagi, mau ga mau, suka ga sukan  harus sampein ke kamu nong, amanah nong amanah…….( dengan gaya sok bijak dan menyebalkan)

iya iya terimakasih sepupuku yang bijak, ucapku

Ehh jangan lupa ongkirnya dibayar pulsa aja ya nong, pleaseee!!!

Dodi dodi sudah kerja masih aja kalkulator di tempelin di jidat , nanti pulsanya aku isi, inget ya kalok kesini jangan ada maunya aja, sungutku

Siap Boss, saya pamit dulu ya, ga bisa lama-lama, biasalah banyak yang menunggu tanda tanganku , ucap dodi sambil menghidupkan motor kesayangan, dan pergi berlalu sambil melambaikan tangannya

dan seperti biasa aku hanya bisa tersenyum melihat ulah adik sepupuku itu yg tidak pernah berubah

...

bergegas surat dari zaenab kubuka

 

 Dear enong….

Maaf aku belum sempat menemui mu , banyak hal yang harus aku selesaikan, tapi yakinlah doaku selalu untukmu…

Nong… pulanglah aku menunggumu disini, disini jauh lebih nyaman, hiruk pikuk kota sudah membuat otakmu jauh dari kata normal, aku seperti kehilangan separuh dari kamu yang sebenarnya, enong yang kukenal dari kecil adalah enong yang punya stock sabar, enong yang kukenal enong memiliki rasa sayang, dan sangat mudah untuk memaafkan

Bukankah kamu pernah bilang kita tidak pernah bisa menahan laju angin?? Biarkan hembusannya nong… lepaskan….

Pulanglah ….

Disini aroma segar rumput , kicauan burung, dan hamparan padi jauh lebih menjanjikan dari pada tumpukan kertas di meja kerjamu itu!!!

Ayolah temani aku dengan secangkir tehmu itu….. 

Zaenab 23 Februari 



iya nab aku juga ingin pulang

……..????????

Pukul 21 lewat 17 menit, kulihat radien sibuk bermain sendiri dengan boneka kecil ditangannya, sesekali kulihat bobu seperti merasa tergan...