Kamis, 12 Juni 2025

Maaf

 

Maaf

Kamis 08 Agustus Pukul 10.00 WIB

seperti biasa rutinitas pagi dikantor baru dimulai

percakapan kecil antara aku dan tim, baru dibuka dengan seabrek rencana yang harus segera direalisasikan, karna memang tuntutan waktu yang tinggal menghitung hari menuju event besar dikantorku

 

Menyemangati diri adalah hal utama yang aku lakoni setiap hari, apalagi kalau kuingat peritiwa-peristiwa itu, benar benar harus berjuang untuk mempertahankan nafas, kalau bukan karena doa ibuku mungkin seluruh semangatku sudah ambruk dengan mental yang sedemikian hancur ( ahh sudahlah kurasa aku berlebihan menterjemahkan perasaan ku yang mulai lelah saat itu)

 

suara HP berbunyi kesekian kali dan sama sekali tidak membuatku untuk menekan tombol hijau

kulanjutkan memulai mengikuti rapat

dan kembali hpku berbunyi, dan kali ini adik ketigaku menelpon, baiklah ini pengecualian kuangkat telpnya, dannnnnn…….

 

mbak nong…ibu kecelakaan ucap adiku terbata-bata sambil menjelaskan kronologis kejadian

 

ok aku kesana sekarang, ucapku

 

seluruh persendianku seperti lepas, dan seperti biasa aku berusaha tenang,

semua memandangku dengan cemas, semua diam,

Aku izin pulang, tolong untuk keberangkatanku siang ini digantikan

bergegas aku menuju parkiran, sambil menenangkan diriku sendiri, ok nong tenang ibu ga kenapa napa, hanya kecelakaan kecil, bukan kali ini ibu sakit, semua akan baik baik saja nong,

 

nong, nong tunggu…..!!!

boleh aku ikut ke rumah sakit,panggil rahayu dengan cemas, sepertinya rahayu menangkap kegundahan yang sebenarnya, dan sepertinya aku tidak berhasil berpura pura kuat dihadapan rahayu, ya rahayu adalah salah satu timku yang sangat sabar dan pendiam

 

pukul 10.00 Wib, kami sampai dirumah sakit, kulihat Bapak, Randra dan adikku sudah ada disana,

kulihat ibuku terbaring lemas diruang UGD

 

Bu, aku datang ucapku, ibu kenapa, sambil kupegang tangannya, ibu tenang ya, aku sudah disini, ibuku mengangguk pelan, tapi matanya tertutup

 

mbak tolong ibunya jangan diajak ngobrol dulu ya, karena kondisi ibu masih belum stabil dan mengalami trauma pasca kecelakaan, sebentar lagi kalau kondisi ibu kembali normal ibu bisa dibawah pulang untuk rawat jalan, ujar dokter jaga yang sedang memberikan informasi kepadaku

alhamdulilah ucapku, berarti semua akan baik – baik saja, gumamku, dan ucapan dokter juga bisa aku terima karena tidak ada luka sama sekali ditubuh ibuku, hanya sedikit lebam dipergelangan tangan

 

Nong, aku ajak Bapak sarapan kekantin dulu ya kata randra

ok aku urus dulu adminitrasi ibu karna banyak berkas yang harus segera diselesaikan ucapku

yu.. tolong titip Ibu sebentar ya ucapku ke rahayu, aku mau ke recepsionist

bu aku ke depan dulu ya, sebentar lagi kita pulang kerumah pamitku ke Ibu, tapi Ibu memberi respon seperti kesakitan, perasaan tenangku mulai berangsur angsur menjadi cemas, sepertinya Ibu ingin muntah, ( ya Allah kalu Ibu muntah berarti Ibu bisa jadi gegar otak gumamku panik, Ya Allah Ibu jangan muntah, ibu jangan muntah pintaku)

kulihat muka rahayu juga berubah cemas, sambal mencari kantong untuk ibu

kaki dan tangan ibu bergerak seperti memberi isyarat kepadaku

ibu tenang ya bu, aku disini bu sambil ku pegang tangan ibu

 

semua terjadi begitu cepat, sangat cepat tiba tiba kondisi Ibuku menurun, Kupanggil dokter dan perawat, kenapa ini, kenapa ya Allah

angka di monitor Mesin disamping Ibuku turun terus dengan diiringi suara mesin yang membuatku nafasku tercekat

 

Rendra ajak Bapak kesini panggilku melalui telpon, cepat kesini

kulihat muka adikku dan rahayu tidak kalah panik

 

Dokter dan perawat mengelilingi ibuku, alat-alat itu dipasangkan di muka ibuku

aku hanya bisa bezikir, Ibu harus kuat ucapku, aku disini bu, aku disini

 

rendra dan Bapakku datang

kulihat muka Bapak begitu tegang, langkahnya gontai

 

dengan sigap Bapak membimbing Ibu untuk berzikir, tangan Ibu dipegang Bapak, alunan doa dilantunkan Bapak terus menerus, kulihat Bapak berusaha tegar, sama sperti aku yg juga berusaha tegar, karena aku harus meyakinkan diriku untuk tetap kuat “ Ibu pasti sembuh “

 

mbak, Ibu koma kata dokter, apa keluarga bersedia ibu dipasang alat untuk dimasukan ke ruang ICU, dan keputusan ini harus cepat tambahnya, kami tidak bisa menunggu terlalu lama

 

Tanpa menoleh Bapak bilang ke aku “ Nong semua keputusan Bapak serahin ke kamu, Bapak nurut” ( suara bapak sangat lirih dan pelan)

dan kulihat Randra mengangguk ke arahku

 

Ya Allah.. ini keputusan terbesar yang harus aku ambil

 

baik dok tlg berikan perawatan terbaik untuk ibu, apapun itu , asal ibu bisa sembuh ucapku

dengan sigap dokter dan perawat menyiapkan semua peralatan untuk ibu

hanya aku yg diperbolehkan masuk dan melihat alat2 itu dipasangkan ke ibu

ya Allah kenapa jadi seperti ini kenapa

ibu bangun bu, bangun bu, ibu harus kuat, lihat bapak bu…

……

pukul 15.30 Ibu diantarkan menuju ruang ICU,

satu persatu keluarga dan teman berdatangan, kulihat kesedihan diraut muka mereka

mbak, nganternya hanya sampe disini saja ya ujar perawat yang mengingatkanku untuk melepaskan peganganku diranjang ibu

 

bu aku ga kemana mana, aku disini ya nemenin Ibu, aku janji kalok Ibu sembuh aku gpp berenti kerja, aku mau urus ibu saja bisikku, lagian aku capek, kayaknya aku sudah ga bisa bertahan dengan kondisi kantor bu, aku ga akan pulang bu, aku janji nungguin ibu disini sampe ibu sembuh, aku minta maaf ya bu, aku banyak salah, banyak waktuku habis dipekerjaanku, banyak waktu yang tertunda untuk ibu, maaf ibu aku selalu membuat ibu menunggu

terimakasih ya bu sudah mengantarkanku dan adik- adik sampai dititik ini, aku sangat ridho memiliki ibu seperti ibu, ibu jangan pergi dulu ya, kami masih butuh ibu, ibu sembuh ya

ibu aku disini nanti, aku gak kemana mana, nanti kita pulang sama sama, janji ya bu

 

malam hari pertama aku menunggu diluar ruang ICU, tentu saja sangat tidak mudah untuk bisa masuk kesana, aku dan adikku hanya bisa menunggu dikoridor 

benar benar mataku tidak bisa terpejam sama sekali, sudara2 dan teman teman berdatangan dan memberi support kepada kami, tak henti hentinya semua berdoa untuk kesembuhan ibu

…………

Jum’at 09 Agustus

stelah sholat subuh, tiba tiba dadaku begitu sesak, airmata yg kutahan tiba2 jatuh, rinduuuuuuu yang sangat tidak bisa kuliskan dengan kata kata

ku ketuk pintu ruang icu, tak lama perawat membuka pintu

mbak ini masih subuh, kami belum bisa mengizinkan mbak masuk

tolong sust saya rindu ibu saya, tolong sust sebentar saja hanya sebentar pintaku, saya janji. ibahku

mungkin karena kasian atau karena tidak tahan mendegar rengekanku yang berulang, akhirnya perawat itu mengizinkanku

ok hanya sebentar ya mbak

ok jawab dengan cepat

 

bu, aku rindu ucapku, kucium kening ibu berkali kali, kucium tagannya, kucium telapak kakinya, ibu cepet bangun ya, aku rinduu, aku tetep disini deket ibu, kupegang tangan ibu, berharap tangan itu akan bergerak, seperti yg pernah kulihat di film film itu

 

bu, aku keluar dulu nanti aku diusir perawat, aku ga kemana mana, aku tetap disini, jangan lupa ibu cepet bangun ya ( kaki Ibu mulai dingin,,, tapi aku tetap optimis ibu bangun)

………………………………

 

rahmawati…..keluarga rahmawati……..!!!!

 

tersentak aku terbangun, mendengar nama ibuku dipanggil, sontak aku langsung berlari, seingatku belum sampai 15 menit aku tertidur, pastinya seperti mendengar peluit Panjang yang sangat menyakitkan ketika nama itu disebut

ya Dok jawabku gugup

mbak…ibu keadaannya sudah semakin melemah

kulihat grafik dilayar samping tempat tidur ibuku semakin menurun

iya Dok, jawabku pelan, kupegangg kening ibuku, alunan bacaan ayat-ayat dari digital alquran masih teputar dengan lembut didekat ibu

bu, gpp kalok ibu sudah ga kuat, aku mewakili keluarga ikhlas ya bu, kalok ibu mau pergi, aku minta maaf bu, sekali lagi minta maaf, terima kasih bu sudah jadi ibu kami,

ibu aku minta maaf

minta maaf ya bu

ku bimbing ibu dengan, dengan dada yang sangat sesak, menahan semua airmata untuk tidak tumpah, berdiri sendiri mengantar Ibu pergi, berdiri dengan gemetar untuk bisa menjadi anak yang kuat, menajdi kakak yang kuat, memastikan ibu pergi dengan tenang

sungguh posisi yang sangat sulit, semua perasaaan bercampur jadi satu, benar benar terasa sesak , nafas dan jantungku seakan tersekat, aku sama sekali tidak berteriak, aku menenangkan diri,

Nong, kuat harus kuat

kucium kening, tangan dan telapak kaki ibu berkali kali, tak henti henti aku meminta maaf 

banyak hal yang ingin kuubah, tapi semua terlambat

banyak kisah yang terlewatkan, banyak waktu yang terbuang hanya karena pekerjaanku, hari ini aku kembali kehilangan perisai terkuat dalam kehidupanku

 

 

-------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

……..????????

Pukul 21 lewat 17 menit, kulihat radien sibuk bermain sendiri dengan boneka kecil ditangannya, sesekali kulihat bobu seperti merasa tergan...