…zaenab ku
malam
zaenab.....sudah lama kita tidak bercerita....
hari ini kembali saya melihatmu ada dipinggir garang ( sudut di belakang
didekat dapur)
matamu memandang perbukitan dan sawah yang terhampar didepan, dan sesekali kau
menarik ujung bajumu untuk mengusap matamu....Apakah kau menangis ?? apa yang
membuatmu menangis zaenab ??
pandanganmu serta helaan nafasmu sangat mewakilkan perasaanmu saat ini, mungkin
untuk mereka yang melihatmu sekarang semua seperti baik - baik saja, tapi aku
bisa merasakan kedalaman sakit yang kamu rasakan...., tapi baru kali ini engkau
terlihat sangat gundah, bahkan sangat menderita, melihatmu seperti itu mengapa
airmatakupun mengalir..... kau sama sekali tidak menyadari
kehadiranku.."sama sekali tidak.
andai aku bisa ,Aku ingin sekali memelukmu serta memegang tanganmu dengan erat,
aku ingin kau tersenyum seperti kemarin kemarin
Bisa
kuhitung dengan jari, kau sangat jarang menangis, bagimu tangisan itu adalah
hal yang sangat menyakitkan, kau selalu menahan airmatamu,
seingatku
dulu aku pernah membuatmu menangis, umurku kala itu sekitar 11 tahun, ketika
aku mulai protes mengenai penjagaanmu yang terlalu over, tentang cara pandangmu
tentang anak perempuan yang harus selalu mengerjakan pekerjaan rumah, harus
mencuci piring semua orang apabila selesai makan bersama, tidak boleh jalan -
jalan kegunung, kepasar dan lainnya, sedangkan engkau membiarkan saudara laki
-lakiku melakukan apa yang tidak boleh untukku, hanya karena dia berjenis
kelamin laki -laki
aku marah sekali, aku berteriak membentakmu dan mengancam untuk tidak datang
menemuimu lagi . aku hanya ingin tidak ada perbedaan antara anak laki - laki
dan anak perempuan, (maaf
Nab….saat itu aku terlalu kecil untuk memahaminya ) yang ada difikiranku hanyalah persamaan dan
persamaan, aku jengah dengan perbedaan
engkau terdiam melihatku dengan kecut, butiran airmatamu mengalir, ketika kuputuskan
untuk kembali pulang ke kotaku
, tentunya engkau sangat sedih, engkau tidak menjawab
sepatah katapun, akupun menangis nab, akupun sedih, maafkan aku ya nab, tapi
yakinlah aku sangat menyayangimu dan aku sangat menyesal, baru sekarang aku
menyadari , ternyata ada kedekatan yang begitu erat antara engkau dengan aku,
bukan hanya pertalian darah saja , tapi secara emosional kita sangat dekat,
walaupun dengan dimensi yang berbeda, tapi kita selalu bersama sama
melewatinya
kagumku karena Semua kau kemas dengan begitu apik, dibalik semua kemampuan dan
keruwetan hidup yang kau alami, dan tanpa mengeluh sedikitpun… ahhh kau begitu
hebat nab, wanita yang bisa kusebut begitu PERKASA .,
sering ketika aku kembali ke kotamu, karena tugas dari kantor, orang-orang yang mengenalmu dimasa lalu akan menegurku seolah - olah
mereka melihatmu lagi, mereka selalu menceritakan semua kisahmu sambil terus
memperhatikanku, nab, aku sering senyum2 sendiri ketika mereka memuji
kecantikannmu serta mata coklatmu yang kata mereka hampir secara keseluruhan
menempel permanen didiriku ( kecuali mata coklatmu, yg tidak kau turunkan
padaku (sambil ngedumel ini
.......mereka menceritakan sesuatu padaku tentangmu .dulu engkau pernah
diasingkan di suatu tempat di gunung hanya karena kamu terkena sakit kulit,
mungkin sejenis exim yang tidak terlalu parah, menurutku perlakuan mereka
sungguh sangat tidak adil ,kamu dibiarkan sendirian, gelap, sepi, sunyi hanya
ditemani batang batang kopi,dan sekawanan nyamuk hutan.... dan saudaramu hanya
datang setiap pagi dan sore untuk mengantarkan makanan, dan itupun diberikan
hanya melalui dinding huma yang bolong, semua takut tertular ..... yang
terbayang dibenakku rasa perih yang luar biasa dan .kamu bisa melewati
semuanya, kamu menerima semuanya hanya karena masyarakat disana pada saat itu
kurang pengetahuan lebih tentang penyakit itu sendiri
ahhhhh
kenapa telphone itu berbunyi ....aku kehilangan mu lagi, kenapa kehadiranmu
begitu cepat, belum habis kagumku, bukankah masih banyak yang akan kita
bicarakan,
Nab...hari
ini aku mendapatkan jawaban mengapa aku begitu suka menghabiskan waktu
dipinggir jendela , menurutku garang dan jendela itu mempunyai kesamaan ,
kalaupun aku hidup dizamanmu aku juga pasti akan selalu ada di garang, melihat
bukit barisan yang tertata begitu rapi, sawah sawah yang menguning, desiran
angin yang sesekali pastinya membuat aku mengantuk 😴😴(alesan ya nab , karna pada
dasarnya aku memang suka tidur
dan begitupun seandainya engkau ada dikehidupan sekarang engkaupun pasti
menyukai jendela, semakin tinggi jendela yang kau datangi, semakin kau
merasakan kenyamanan yang luar biasa, melihat malam dengan lampu-lampu terlihat berkelap kelip dari kejauhan,
beraneka ragam warnanya sangat indah,
ketika pagi kabut menyelimuti pemandangan seakan akan kita berada diatas
awan,dengan hamparan pemandangan yang samar - samar berangsur terang dengan
kemunculan matahari, dan ketika siang beranjak datang lalu lalang kehidupan
dibawah sana menjadi begitu jelas
nab.. pinggiran jendela dan garang ini membuat kita sama - sama merasakan damai
yg luar biasa , bisa memandang lepas keluar, mengenang semua perjalanan,
menyamakan setiap pandangan dengan permasalahan yang ada untuk menyari solusi
terbaik untuk setiap apa yang harus kuputuskan seperti yang kau lakukan dulu
tanpa perlu campur tangan orang lain#puzzle jakarta tanggal 26 juli 2019
dilantai 26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar